4.29.2013

Jangan Pergi


Maaf
Aku tak bisa menemani setiap malam-malammu
Tak apalah jika kau tak mampu menemani malamku.. asalkan masih ada bayangmu yang menghiasi sisa mimpiku
Memang aku romantis. Tak terlihatkah dari pancaran sinar yang menaungi wajahku
Bagaimana kalau kita nyeduh kopi sambil menerawangi sinar rembulan
Aku tak suka kopi dan menerawangi sinar rembulan.. aku lebih suka menerawangi wajahmu sambil menerawang bukit hatimu yang membisikkan namaku
Bagaimana dengan vanilla hangat.. aku suka itu. Aku mau mengajakmu ke sana
Aku juga tak suka vanilla.. karena sekali ku melihat senyummu lebih manis dari merasakan vanilla beribu tahun
Ada apa dengan senyumku.. kau telah membuatku mengerti apa arti tersenyum
Kamu jangan terdiam membuat pertanyaan
Bukankah senyumanmu melebihi kelopak mawar yang merkah.. yang menyejukkan qalbu ketika aku memandangmu
Bukankah senyummu mampu memalingkanku dari duniaku
Dan masuk menyusuri keindahanmu
Mentari terus berlari mencari arti
Arti kamu untukku
Bolehkah aku memilikimu
Asal kau tersenyum.. karena senyummu itu teduh
Kehadiranmu telah membukakan pintu senyumku
Benarkah.. tetaplah tersenyum meski hatimu memendam kepiluan

Yogyakarta 29 April 2013

4.22.2013

Sisi Susi

Akhirnya kesampean juga buat nulis tentang salah satu temen SMP saya yang satu ini.
Temen saya yang satu ini berjenis kelamin perempuan, walau saya ga begitu yakin. Of role karna saya belum pernah memastikan itu secara langsung. Lupakan.
Siapa dia?
Dia adalah ang ing eng. Susi Saraswati.

Secara pribadi selama 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama 1 Kecamatan Bonang Kabupaten Demak bareng Sisi, panggilannya saat ini, saya ga pernah ngobrol secara langsung apalagi bertatap muka. Iya, selama 3 tahun itu. Saya hanya mendengar tentang dirinya dari beberapa guru yang sedang mengajar di kelas saya. Guru itu bercerita bahwa di kelas tetangga ada seorang siswi yang sangat pandai mata pelajaran matematika dan IPA. Saya hanya mengiyakan berita itu. Bahwa ada siswi yang memang benar2 pandai di kelas tetangga. Begitu berita itu beredar. Saya masih membayangkan sosok Sisi yang diceritakan beberapa guru itu. Bagaimana bentuk siswi pandai itu? Karna saat itu saya ga begitu dikenal sebagai siswa, saya hanya dikenal oleh teman2 sebagai siswa cupu (cool punya (baca. cul punya)).

Dalam sebuah kesempatan akhirnya saya benar2 bertemu dengan sosok siswi pandai itu. Bukan sedang mengobrol. Saya melihatnya saat saya sedang makan di kantin cowok dan dia entah sedang melakukan apa di kantin cewek, dia seperti mengendap-endap. “Swiper jangan mencuri” Saya hanya melihatnya dari tempat saya mengunyah mie rebus sambil jongkok di pojokan kantin. “Oh.. itu..” sambil meneruskan makan.

Itulah kesan pertama saya tentang sosok Sisi. Dia cantik.
Setidaknya rasa penasaran saya sudah dibayar lunas di kantin. Sejak kelas satu sampai lulus SMP saya ga pernah satu kelas dengan Sisi. Ga pernah satu organisasi, ga pernah satu angkot kalo berangkat sekolah. Dan gak pernah ngobrol langsung. Sedih.

Otomatis saya ga pernah ngobrol sama dia. Saya seorang pendiam waktu itu.
Setelah lulus dari SMP 1 Bonang. Susi melanjutkan di SMA 1 Demak, sekolah yang katanya paling kece se kabupaten Demak saat itu. Dan saya melanjutkan di sebuah sekolah agama di Semarang.
5 setengah tahun kemudian. Di media jejaring social saya mencoba iseng2 mengetikkan nama Susi Saraswati, siswi pandai temen SMP saya itu. Add and wait. Sebulan kemudian baru dikonfirmasi sebagai teman. Dan kita berteman di facebook. Bahagia itu sederhana.

Saya memulai percakapan di chat. “Hai..”
Dia bales, “Siapa ya? Salah orang kali mas.” Nyesek itu sederhana.
Dia memang benar2 tidak mengenalku. Saya hanya mengenalnya dari berita2 yang diceritakan di depan kelas tentang adanya anak pandai di kelas tetangga. Dan dia hanya Sisi yang tak mengenalku. Bahkan sebagai teman satu angkatan di SMP.
Sejak chat itu, saya mulai berpikir bahwa dia itu hanya teman angkatan saja bukan teman yang bener2 teman.

Saya menoleh pada pisau yang saya taruh di meja, sore tadi buat ngupas mangga yang diambil dari rumah bapak kos. Saya mendekat dan mengambilnya. Memastikan kalo pisau itu benar2 masih tajam dan bisa digunakan buat merobek sesuatu.

“Hey kamu..” chat fb tiba2 nongol pemberitahuan dari Sisi.
Saya hanya melihatnya tanpa membalas satu kata pun.
“Kamu Bagus kan? Temen SMP gue di SMP 1 Bonang kan..” semasa SMP nama panggilan saya adalah Bagus. Cukup sampai situ aja.
“Kamu..” belum selesai membalas kata, Sisi memunculkan kata lagi.
“Kamu apa kabar? Sekarang di mana?”

Ternyata di kenal saya. Tapi dari mana dia tahu saya? Apa dia juga melakukan hal seperti yang saya lakukan ke dia? Kepo?

Saya sering mencari informasi tentang si siswi pandai itu dari temen2nya waktu masih SMP dulu. Kadang saya mampir ke kantin cewek hanya untuk menanyakan pada ibu kantin tentang apa yang sering ia beli di sini. Sama siapa dia biasanya kalo makan di sini. Sampai kalo boker dia itu sambil berdiri ato sambil lari2. Saya sampai sekepo itu. Sederhana.
Saya masih benar2 ragu. Apa dia juga mencari informasi tentang saya? Siswa yang ga pandai dan ga dikenal sama temen satu kelasnya, bahkan satu bangku saya juga ogah mengenal saya. Sudahi perih ini by D’Masiv.

Lupakan itu sejenak. Yang paling penting saat ini saya bisa chat dengan si siswi pandai itu, Sisi.

“Iya iya baik.. kamu apa kabar juga? Aku di Jogja sekarang. Kamu di mana?”
“Gue baik juga kok. Kamu ngapain di Jogja?”
“Saya kuliah di sini.. Kamu di mana sekarang?”
“Gue di Bandung sekarang. Ambil antropologi di Unpad. Loe ambil jurusan apa di sana?” kenapa dia sekarang pake tata bahasa loe gue ya? Mentang2 di Bandung harus pake loe gue gitu ya? Ga apa juga sih.

Sedikit bercanda saya membalas pertanyaannya, “Saya ambil jurusan Semarang Jepara.”
“Eh seriusan loe ambil jurusan apa di sana? Di UGM ya?” kenapa dia harus bertanya itu. Kenapa harus ada tiga huruf itu. U, G dan M? kenapa? Di Jogja ga hanya kampus itu kan!!

“Hehe.. saya di MMTC..”
“Kampus apa itu?” setiap ada temen yang menanyakan kampus saya dan saya jawab dengan kalimat, “Kampus saya MMTC.” ga ada di antara mereka yang tahu. Perlu diketahui temen2, MMTC itu adalah sebuah kampus broadcasting paling oke kece badai se Asia Tenggara. Berdidi di bawah naungan Departemen Komunikasi dan Informasi Indonesia. Hanya ada satu dan satu2nya di Negara ini. Bangga itu sederhana. Namun ga banyak yang tahu perihal itu. Makasih. Bisa dicheck MMTC
“Itu kayak kampus broadcasting gitu..”

==========================================

4.21.2013

Masangin

Alun-alun Kidul adalah gerbang selatan kawasan Keraton Yogyakarta. Dibuka dengan Plengkung Gading di bagian selatan, itulah jalan masuk ke sebuah lapangan besar yang diberi nama Alun-alun Kidul.

Mencoba permainan asli Yogyakarta sore hari terasa menggembirakan hati yang luka karena mantan, karna ini baru pertama kali saya mencobanya. Orang di sini biasa menyebutnya Masangin[i] dan saya akan memberinya sebutan sendiri, namanya terowongan penyemangat[ii]. Menurut mitos setempat, orang yang bisa melewati dua pohon beringin besar itu dengan mata tertutup maka permintaannya akan dikabulkan.

Dengan menyewa alat penutup mata berupa kain warna hitam yang ditawarkan oleh warga senilai 4.000 rupiah, sepuasnya saya mencoba meladeni rasa penasaran ini. Kurang lebih 60 langkah dari tempat saya berdiri berjarak di antara dua pohon beringin besar itu.

Beberapa kali mencoba dan mencoba saya selalu gagal. Entah disengaja atau tidak saya selalu berbelok ke arah kanan dari kedua pohon beringin itu. Dengan percobaan yang selalu gagal itu saya beranggapan bahwa saya dan pengalaman ini akan membawa pada keberhasilan melewati rintangan dua pohon ini dan rintangan masa lalu mantan. Kebenaran akan selalu datang. Dan percobaan saya ini akhirnya menemukan kata berhasil dengan cara setiap 10 langkah mantan akan dibarengi 1000 langkah saya, bukan itu.

Percobaan saya selanjutnya memberi hasil memuaskan. Saya harus mengggeser arah pandang sedikit ke kiri begitu di 10 langkah berikutnya. Ternyata perubahan yang saya lakukan ini ada benarnya. Pada jarak 60 langkah, saya berhasil melewati kedua buah pohon beringin besar itu. Dengan menggeserkan arah badan saya setiap 10 langkah ke kiri dengan derajat kurang lebih 15 derajat.

Beberapa kali bergeser dari target, beberapa kali menabrak orang, beberapa kali teringat sama mantan, beberapa kali terpengaruh dengan suara orang di sekitar menjadikan saya belajar dengan perhitungan-perhitungan sederhana sesuai pengalaman. Pada percobaan terakhir saya yang berhasil itu, saya sengaja berdoa sebelum melakukan permainan, dan itulah hasilnya. Maksimal. *sujud syukur* *ciumketeksendiri*

Mulai tindakan nyata, do’a, usaha yang tekun, belajar dari pengalaman, kekeuh, rupiah *buat sewa penutup mata* dan hiraukan omongan ga baik orang. Hasil pasti ada di depan mata, kalau hasil itu ga kunjung datang itu pertanda kamu harus ke dokter mata.

Ada sebuah pandangan. Orang yang bisa melewati kedua pohon besar itu dengan mata tertutup orang itu mempunyai kebersihan hati. Entah?

Kenapa kedua pohon beringin itu dinamakan pohon kembar? Secara bentuk pohon itu memang benar kembar jenisnya. Namun pohonnya dari segi ukuran ga sama. Okelah ga apa, bisa dimaafkan. Jangan diulangi lagi ya.

Di Alun-alun Kidul 21 April '13




[i] Masangin merupakan akronim dari Masuk dua pohon beringin. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
[ii] Opo maksudte? Hambo.

4.18.2013

Obrolan Sok Tai


Sebagai seorang cowok semi playboy, saya sudah benar2 yakin masuk di dalamnya: kamar berantakan, gebetan tiap kampus ada, tulisan alay gini, ganteng udah level pedas. Kurang apa lagi coba?

Tiba2…
Disti SMS:
Ayah, bunda bosen!! *Plus emotikon sedih*
Saya jawab:
Ganti posisi dong bunda.

Bunda harus gimana? Bunda bingung!!

Kan udah ayah bilangin dari kemaren, kalo pup jangan pake gaya itu2 terus. Skali2 itu hasil fermentasi pupnya dipeperin ke tembok trus digambar ato ditulis2 gitulah. Ditulis nama ayah love bunda, apa gimana gitu kek.

Oke deh. Bunda coba ya abis ini. Ntar bunda twitpic deh pake hastag instaTaek.

Twitpic? Iya harus dong Bunda. Kan NoPicHoax.

Oke deh Ayah. Kalo abis Bunda twitpic ayah harus hoax hoax gitukan. Hehe.

Tapi beneran Bunda mau twitic yang hasil fermentasi itu?

Pasti dong Ayahku cayang celamanya :*

Kirain mau ditwitpic yang sama Ayah waktu itu.. waktu Bunda lagi hoax hoax sama Ayah.

Pfft dasar Ayah bisa aja. Kalo yang itu biarkan Ayah, Bunda dan instagram yang tahu. :p

Sip dah kalo gitu Bunda :-)

=========

Waktu nulis tulisan ini saya lagi smsan sama Disti. Dia bilang kalo dia bosen, entah bosennya kenapa? *isi dikolom komen ya Bunda :-) * yang baca ini juga ga boleh iri ya kalo mantan gebetan saya cantik. Huhuuu
Entah kenapa lama-kelamaan topik pembicaraan kita menjurus ke masalah ingus dan pup. “Kenapa Bunda selau bercerita sama Ayah kalo sedang pup Bunda?!! Kenapa ceritanya ga pas lagi cebok aja?!! Kan Ayah bisa bantuin.” tetep usaha. *kalian semua pasti jijik ya panggilan sayang saya Ayah Bunda?!! Hehe maaf son.

Selain Disti orangnya itu cantik dia juga nyebelin kal udah cerita tentang pupnya. Disti juga ga punya akun facebook. Andai dia punya akun facebook mungkin di status hubungan saya dan dia minimal pernah melakukan pacaran. Hekjuh + meperin umbel ke tembok wc sekolah dengan tulisan Ayah lope Bunda.
Oh iya judul di atas yang kasih Distil ho.. bukan saya. Habis dia kepo sih, “Ayah nulis tentang Bunda ceritanya gimana?” itung2 komisi buat dia yang slalu jadi bahan tulisan nista saya ini. HAHAHA.

4.16.2013

Telat Ngampus


Meski rata2 waktu kuliah saya itu jam 8 pagi, masih aja saya datang terlambat ke kampus. kasih pukpuk dong.
Tapi itu dulu. Sekarang saya gak bakalan telat masuk kelas (lagi). Hastag bangga.
Karna saya udah beli jam beker baru.


Dengan adanya koleksi jam baru ini berarti di kamar kosan saya ada 3 buah jam: 1 jam dinding dan 2 jam beker.

Yakin banget bisa bangun gara2 jam beker baru Wan?

Jelas dong, dengerin aja auman suaranya.

Lihat Video

Gimana hasilnya? Udah gak telat ngampus lagi ya?

Enggak juga sih, abisnya tadi pagi telat. Hiks.


Kok gitu? Gak bagus dong jam bekernya?

Jam bekernya bagus kok. Sayanya aja yang males buat bangun. Pokpok.


Jadi, inti permasalahannya apa Wan?
Ya. Kalo mau bangun pagi ato bangun jam berapa itu tergantung niat kalian sih. Gak ngaruh sama jam beker ato jimat kalian yang laen.


Pertanyaannya. Masih layakkah kamu telat masuk kelas pagi?

Enggak sama sekali. Maaf L

Hari kemaren bilang besok gak bakal telat. Hari ini bilang besok gak bakal telat. Apa besok mau bilang besok gak bakal telat lagi?

Berburu Awaw


Angga Dharmawan
Dalam film Warkop DKI, ada sebuah momen di mana Dono sedang ngobrol sama perempuan namun  kemudian Kasino dan Indro selalu mencoba menggagalkan usaha Dono untuk mencari perempuan tersebut. PukpukDono.
Hal ini juga yang dilakukan Angga sama temennya, Iwan. Mereka sering mencari perempuan untuk dijadikan temen main lewat media sosial media facebook. Mereka sering menyebut kegiatan ini dengan istilah berburu. “Yuk berburu bro.”, “Kemana bro?”
“Biasa, bejo.” Itulah beberapa jawaban Angga saat mengajak Iwan berburu. Bejo bukan nama teman dari kita, bejo adalah tempat nongkrong idola kita.
Mereka berdua punya beberapa kesamaan. Pertama mereka gak suka politik. Karna politik itu sebuah kegiatan yang membosankan. Kalian tau politik kan? Politik itu di mana pria satu membicarakan pria lainnya. Menjelekkan sana dan sini. So, dari pada membicarakan pria kan lebih enak mereka membicarakan perempuan, Berburu bro!
Target. Dalam berburu yang satu ini, mereka juga punya target. Jadi gak asal nembak. Target mereka hari ini adalah target kuantitas. Target kuantitas adalah target di mana perempuan itu berstatus jomblo/ single/ belum punya anjing. Dalam target kuantitas sendiri dibagi menjadi tiga: target jomblo, punya anjing, dan baru putus.
Target kualitas. Apalagi ini bro? jadi cara berburu mereka ada target. Minggu ini harus dapat gebetan berapa, satu, dua atau sepuluh. Ya kalo gak dapet gebetan, minimal dapet nomor hape, nomor yang laen juga boleh.
Beberapa nama perempuan yang paling masih saya ingat dari hasil berburu itu salah satunya, Dian. Dia ini anak dari kampus dengan selokan berdasinya. Dia satu tahun di bawah mereka. Waktu itu dia masih jomblo (target kuantitas) yang dapet Angga. Dalam tradisi berburu kita, jika salah satu anggota ada yang dapet, maka proses pertemuan harus dilakukan bareng pasangan berburunya, dalam hal ini saya.
Di tempat yang sudah ditentukan pihak Angga dan Dian, kami bertemu di depan sebuah minimarket di jalan Gejayan. Kenapa harus di depan indomaret? Karna tempat yang kaya begituan itu sangat pas buat dijadikan patokan kalo mau ketemu sama seseorang, tempat jual beli hanya dijadikan nomor dua. Abis di mana-mana ada sih, ngalahin angkringan.
Deal ketemu. Namanya juga kenalan dari media social facebook, foto profile bisa masuk photoshop dengan gampangnya, yang namanya beli kucing dalam kardus bisa aja terjadikan. [i] Saya tidak berpikir sampai sejauh itu. Karna ini hasil buruan Angga, entah dia ilfill ato kagak, ini bukan urusan saya. Urusan saya hanya nemenin yang dapat hasil buruan buat ketemuan.
Dua seperempat menint gak ada percakapan, masih malu-malu mungkin. Saya tidak melihat dalam diri Angga dan pada sosok Dian, kalo mereka saling ilfill satu sama lain. Mereka nampak senang. Pelanggan puas.
Sebagai pemburu yang baik dalam menikmati hasil tangkapan, mereka selalu memanjatkan do’a kepada yang kuasa. Berdo’a selesai. Sesi selanjutnya adalah perkenalan, perkenalannya biasa aja gak pake acara tumpengan.

“Angga.”
“Dian.”
“Iwan.”
“Dian.”

Zzzzz.


[i] Zaman udah berubah. Bukan kucing dalam karung lagi. Suka-suka saya dong mau kucing dalam kardus, kucing yang tertukar, kucing naik haji. Lupakan.

4.11.2013

Adisti


Siapa Adisti?

Adisti Bunga Septerina/ lahir bulan September tahun 1990/ kelahiran Semarang/ alumni SMAN 1 Semarang/ anak arsitektur UNS/ mantan gebetan saya. Ada pertanyaan? Kalo ada silahkan kirimkan pertanyaan kalian ke email saya di bagus.contact@gmail.com bisa dimengerti? Bagus.
Bagi pembaca blog saya (baik yang setia maupun kepaksa harus buka, mungkin karena dipaksa temen atau gak sengaja salah ’klik’ di timeline facebook, karna saya juga sering ngeshare blog saya di facebook dan twitter, jadi mohon dimaafkan) nama Adisti pasti gak asing di mata dan telinga kalian. Karna nama Adisti sering saya pake dalam beberapa penokohan dalam tulisan saya, bareng Nino.
Adisti adalah mantan gebetan saya. Uhuk (batuk? Dibacok aja)
Kenapa sih kok kamu pake nama Adisti? Kenapa gak pake cewek nama kece yang lain Wan?

Emang nama Adisti gak kece ya? Kece banget kalo menurutku J
Selain kece, mantan gebetanku yang satu ini dianya juga baik hati dan tidak sombong. Suka memberi masukan2 yang oke punya.

Masukan? Masukan kaya apa yang kamu maksud Wan?

Ya. Misalnya: dia tuh nyuruh aku kalo makan harus pake tangan kanan. Kalo cebok gak boleh sambil lari2an. Baik banget kan dia?

Hubungan kamu sama Adisti sekarang gimana?

Hubungan kita baik2 aja.

Kamu masih mengingat kenangan saat bersama Adisti dulu Wan?

Kesalahan itu boleh dimaafkan tapi tidak untuk dilupakan.
Kenangan biar jadi kenangan.

Makasih Mantan :)


Adisti adalah pacar pertamanya Nino. Nino amat mencintai pacar barunya ini.
Masak?
Hari ini Nino ada janji dengan Adisti untuk bertemu di perpustakaan kampus tempat di mana mereka menuntut ilmu di jenjang perguruan tinggi, jam 10 siang sehabis kuliah pertama selesai. Adisti sudah menunggu lama di perpustakaan sendiri. Sambil membaca buku yang ia ambil di rak bagian novel remaja. Asik membaca ia mendengar suara yang biasa ia dengar dari Nino, “Adisti sayang.”
Nino kenal Adisti dari teman mainnya yang juga jadi adik kelas Nino di kampus. Nino masuk semester enam, dan Adisti baru semester dua. Percintaan antara adik dan kakak kelas ini berlangsung sederhana. Semua seperti telah direncanakan oleh Tuhan. Bertemu secara sederhana, hubungan asmara yang sederhana dan hubungan mereka yang sederhana, singkat.

“Kamu udah lama nunggu?” Nino yang baru datang nampak capek, nafasnya pucat mukanya terengah-engah.
“Lumayan, kelas pagi aku tadi kosong, jadi aku habisin aja di sini sambil baca buku.” Masih sambil membaca buku.
“Kamu mau ngomong apa. Kok ngajak ketemuannya di sini?”
“Tak apa kok sayang. Duduk dulu aja sini.” Sambil mempersilahkan duduk Adisti menutup buku yang dari tadi ia baca.
 Hening sejenak.
“Kok kamu diem?” Nino heran.
“Aku pengen kita udahan aja ya pacarannya. Sampe sini?”
“Putus? Kamu minta putus?”

Adisti terdiam sambil melihat buku yang tergeletak di atas meja. Seakan memberikan jawaban iya, saya minta putus. Kita udah tak cocok.

“Ya udah.” Hanya itu yang terlontar dari Nino.” Kemudian bergegas. Sebelum ia bergegas, Adisti terlihat atak menyesali keputusannya.
“Maafin aku ya, No.”
“Tak apa kok. Aku fine-fine aja.” Sambil melontarkan senyum kemudian pergi.


diambil dari google.com

Sejak kejadian di perpustakaan kampus itu Nino lebih menutup diri dari biasanya. Ia lebih banyak menulis status di facebook dengan hal yang berbau sedih dan sedih. Tanpa tawa. Sebelum-sebelumnya ia tak pernah melakukan hal ini.
Cinta kadang membuat diri seseorang menjadi lebih rapuh, saat itu godaan lebih mudah masuk.
Setiap melihat mantan pacarnya di kampus bersama teman-temannya ia lebih memilih menghindar. Tak mau lagi melihat mantannya itu ada di depan mata. Rasa benci lebih banyak ia tabur dari rasa suka yang pernah ia kasih dulu-dulu. Di balik kebencian itu selalu terbesit sedikit rasa sayang yang dalam. Rasa sedih yang terlalu dalam terhadap mantan pasti juga diiringi dengan rasa sayang yang terlalu dalam juga. Ia tak mampu benar-benar membenci mantan pacarnya. Namun dia atak cuek dan benci saja, mungkin itu saja yang ia bisa tunjukkan.
Sebisa mungkin ia akan menghindar jika dipaksa harus bertemu. Namun, ia sampai saat ini masih belum bisa menghapus kenangan saat bersama, yang hanya berlangsung sebentar. Kata-kata romantis saat masih berpacaran dulu belum sempat ia hapus. Puisi indah itu masih terkenang di hati yang tak terlalu dalam. Ucapan-ucapan sederhana pengantar tidur juga belum sempat ia hapus. Andai move on semudah yang ia bayangkan.


Sebulan sudah Nino dan Adisti tak lagi bersama dalam hubungan cinta. Sama kaya usia pacaran mereka dulu. Tepat hati ini juga untuk pertama kali Nino menghubungi Adisti lewat pesan singkat. Tak semudah itu kembali membuka komunikasi dengan mantan. Angel tenan cuk!
Kadang luka yang terlalu dalam itu membuat diri kita rapuh. Membuat yang seharusnya mudah untuk dilakukan terasa sulit, bahkan hanya untuk dipikirkan. Seperti mantan. Terlalu banyak memikirkan mantan hanya akan membuka lubang yang pernah kita pendam. Banyak juga orang yang sudah tidak menjalin hubungan namun masih membuka harapan untuk kembali berama mantan. Andai hidup semudah itu. Boro-boro minta balikan, nyapa aja susahnya minta ampun.
Makasih Mantan :) Saya akan selalu tersenyum untukmu :)

4.10.2013

Betahwalang Berdarah


Ngepost lagi ah, udah lama gak nyapa temen2 di dunia yang katanya maya ini. Oh, maya…Di mana kamu?
Tau gak kalian? Gak tau ya? Makanya sini saya mau kasih tau. Disimak ya bro.
Tahun ini 2013, semua udah pada tau kan? (buat yang baca di tahun yang sama).
Saya udah masuk semester enam. ENAM BRO. itu kalo di kampus saya udah ribet2nya sama kegiatan praktikum yang semakin ngehe, belom lagi harus mikirin Kerja Praktik (KP) di mana? Mikirin hati ini mau dibawa kemana? Mau balikan sama mantan atau cari yang lain aja. Ribet.

>> Tiba2 saya keinget tahun 1998. (penulis malas)
Apa jadinya jika saya menyebut tahun 1998 di benak temen2?
Reformasi? Soeharto lengser? Ortu kalian nikah?

Emang sih saya gak begitu inga betul tentang tahun itu, dan peristiwa2 di bawahnya, karna pada tahun segitu kira2 saya masih kelas dua MI. hanya sana yang masih teringat dalam pikiran saya kala itu; saya masih kelas dua MI, ibu saya masih jualan di rumah, jahil2nya jadi anak kecil yang ngisengin (bukan ngisinging. Beda. Ingat itu) anak orang. Sebatas itu. Pulang sekolah dengan gagahnya nyanyi lagu “Bebek ngorek pinggir kali.” Rame2 sama temen. Ditengan pulang sambil nyanyi itu, saya dan teman2 berpapasan sama orang banyak, rame lagi, entah apa saya gak tahu (baru tau kalo itu dulu pada demo 1998) pada ngapain. Sampe rumah, naroh tas sama sepatu, ganti baju tanpa ganti celana sekolah, maen sama temen. Cukup sampai situ.
Asik maen sama temen2, lengan saya tiba2 ditarik sama seorang perempuan untuk diajak bersembunyi, bersama teman yang lain kami sudah berada di ruangan yang agak sempit, bersembunyi dari (amukan orang tanpa otak di kepalanya) perusakan rumah oleh orang yang bringas, saya menyebutnya. Rumah beberapa orang di kampung saya juga ikut dirusak secara kejam dan sadis. Semua isi rumah dihancurkan, gelas kaca dipecahkan, motor ayah saya dibakar dan dibuang di sungai depan rumah. Rumah orang tua saya hancur berantakan. Serta beberapa rumah orang yang dianggap punya kedekatan dengan penguasa kampung saat itu. Meski tak semua pemilik rumah itu punya kedekatan dengan elite politik kampung. Pengetahuan saya sebatas itu.
Beberapa saat setelah kejadian keji itu, setelah suasana kampung dianggap mendekati aman. Saya diperbolehkan pulang ke rumah oleh perempuan yang menarik lengan baju saya tadi, melihat kondisi rumah orang tua saya yang baru dirusak ini, rasanya tidak tau mau ngapain. Mau nangis juga gak ngerti, mau senyum apalagi. Karna saya gak ngerti apa yang barusan terjadi?
Hanya melihat ibu saya yang masih di sana, rumah yang berantakan, Ibu membersihakan kepingan kaca dan dagangan yang berantakan, ibu nampak tegar dengan beberapa tetes air mata yang telah ia usap.
Rumah sudah rusak, untung tidak dibakar, karna kalo dibakar biaya perbaikan akan nambah banyak. Ayah saya di mana saat itu?
Sejak saat itu, saya dan kakak saya harus mengungsi ke rumah nenek untuk beberapa hari. Ibu menyuruh saya dan kakak pergi ke rumah nenek, sementara ibu berjaga di rumah.
Untung di rumah nenek ini tidak ikut dirusak, karna saya dengar2 rumah nenek ini juga hendak dirusak. Karna nenek dan mbah termasuk pemuka agama yang begitu disegani di kampung, jadi niatan keji itu tidak sampai di rumah nenek ini.
Nenek saya ini adalah ibu dari ibu saya, mertuanya ayah.
Sampai saat ini saya masih mengingat peristiwa itu dengan samar2 di pikiran dan hati.

4.09.2013

Marco Vucinic Juventus


Bokong semox ditendang wae :p



Album ke empat Souljah #MoveOn :(




Fokus bro. Perhatikan titik tengah, insyaAllah garis pinggir birunya akan hilang :)