sudah wajar kalau Jogja
macet pas liburan.
aku jadi malas ke luar
kosan. mending baca buku sambil ngopi. Jogja menjadi tujuan wisata orang yang
bermukim di kota besar. menghindari kemacetan. namun apa, di tujuan wisata
ternyata macet juga. beda tempat sama macetnya. apa guna liburan dong. mending
di kosan sambil baca buku.
salah seorang teman mengajak
nonton reggae party. kami sepakat janjian di sebuah cafe. aku harus menerjang
beberapa kemacetan jalan. seperti biasa, aku selalu mencari denah lokasi yang
belum aku tahu dengan mencari di google. maklumlah. sekali tiga kali salah
jalan itu biasa. tempat janjian sudah terlihat. setelah memarkirkan motor, aku
mencari minum di pinggir jalan. selagi nunggu pikirku. waktu terus berlalu.
gerimis pun datang. teman yang diajak janjian tak kunjung tiba. aku memutuskan
masuk ke cafe daerah taman siswa. duduk di kursi depan dekat pintu masuk. aku
keluarkan handphone dari saku celana berharap ada pesan dari teman yang
ditunggu. tak ada pesan. menunggu itu membosankan. kata siapa?
ini pertama kali aku mampir
ke tempat ini. tak ada yang spesial. mungkin karena aku baru ke sini. belum
kenal dan entahlah. aku hanya menunggu seorang teman. janji itu hutang. siapa
yang memberi dan membayar hutang di sini. bisa jadi ke duanya harus membayar
karena berjanji. dan aku sudah membayar itu karena aku sudah sampai di tempat
janjian. lalu bagaimana bila janji itu tak dibayar? 90 menit sudah aku di sini.
tempat baru ini.
aku bosan. dua. mula-mula
satu perempuan manis menghampiri. peremuan itu menyapa terlebih dulu. suaranya
khas sekali. agak cempreng menurut aku. terus ingin mengajakku bicara. aku
menanggapi seadanya. siapa juga yang bisa langsung dekat kalau belum saling
kenal. kita belum saling kenal. tiba-tiba dia ingin mengajakku ngobrol.
perempuan itu cakap sekali membuatku membuka mulut. akhirnya aku membalasnya.
selagi menunggu teman.
tak tahunya aku sudah lebih
dari setengah jam mengobrol dengan perempuan itu. selisih setahun. selalu
begitu. perempuan yang lebih dewasa selalu asik buat diajak bicara. mereka
lebih membuka pikiran. mereka tak banyak menuntut. aku tak fokus dengan obrolan
ringan kami. siapa dia? yang jelas dia manis. secara tiba-tiba, aku merasakan
sakit pada bagian tubuh bagian belakang. sakit sekali. ada apa ini. perempuan
manis itukah penyebabanya? tapi dia belum menyentuhku malam ini, sebatas
berjabat tangan.
kumohon jangan bangunkan aku
tidur. aku masih ingin lama bermimpi dengan buku dipelukan. dengan cerita di
dalamnya.