1.07.2015

IYKWIM if you know what I mean

Assalamu’alaikum. Selamat Pagi!
Kenalin, nama panggilan saya Iwan. Nama lengkap saya Bagus Setiawan.

Kelas di hari kedua ini bisa dibilang memuaskan. Entah kenapa, feel so enjoy aja gitu. Pertama, perjalanan dari Cinere, Depok, saya harus bangun pukul 5 am, mandi bentar, dianterin saudara yang saya singgahi buat sementara ini kemudian dianterin sampai stasiun Depok Baru, nyampai stasiun sekitar pukul 5.45 am lah. Dilanjutkan dengan antre tiket krl 5 menit. Masuk stasiun, berdiri buat nunggu kereta, masih agak panik, ini bener nggak ya jalurnya, maklum anak Depok kemarin sore. Udah dalam posisi nunggu kereta dari Bogor, ya 10 menitan udah ada kereta yang datang. Karena ini kereta sudah terisi dari arah Bogor, rela nggak rela saya harus berdiri. Awalnya sih nggak begitu padat penumpang, namun makin ke sini, berdiri buat nyari tempat menyandarkan kaki aja susah. Nggak apa, semua perlu proses!

Di dalam kereta saya mengamati banyak hal yang baru saya temui. Sekaget-kagetnya saya melihat dengan mata kepala sendiri, yaeyalah masa kepala orang lain, ini kereta padet banget. Apa yang saya banyangkan dari pemberitaan di media tv, kali ini bisa saya rasakan langsung di sini. Mau coba? Ini memprihatinkan sih kalau saya bilang.

Lanjutnya, kereta merupakan sarana transportasi harian yang saya gunakan, cause selama di Jogja, selain jalanannya nggak begitu luas, rutenya pun sudah saya kuasai, naik motor saja cukup dengan10 sampai 15 menit. “Tapi, di sini beda. Plis, jangan samakan aku!” kata kota Depok.

Turun dari Stasiun Gondangdia tujuan pertama saya adalah nyari makan di bawah stasiun depan MNC Tower. Makanan di sini cukup beragam, ada warung Tegal, nasi Padang, mie ayam dan jenis masakan lain. Tinggal pilih lantas bayar,  so simple that is Jakarta.

Masuk area MNC Tower, beberapa teman angkatan BDP sudah ada yang datang dan beberapa di antara mereka ada yang sambil makan di taman, merokok, apapun itu. Saya menyapa beberapa di antara mereka yang baru saya kenal dan teman dari satu kampus MMTC yang bareng di BDP ini. Hari ini saya juga harus menyelesaikan formulir MNC bank yang harus diisi terlebih dahulu, selagi cek ulang. Sepertinya semua sudah lengkap, tinggal fotocopy kartu tanda penduduk di lantai 23.

Pukul 8 am, waktunya absensi dan minum teh pagi. Teman-teman yang lebih dulu absensi sudah berada di dalam kelas dengan memilih kursi sesuai hati. Selagi nunggu teman yang lain. Semoga menyenangkan.

Kelas di mulai. Saya duduk di baris paling kanan. Menolehkan pandangan ke tengah dan kiri barisan sesekali mengawasi perempuan cantik yang dari kemarin memikat hati. Nama sama nomor ponsel sudah di tangan, tinggal nyali buat kenalan saja yang perlu dipersiapkan. Dari siapa dan dari mana saya tahu nama dan nomor ponselnya bukan persoalan, jelasnya saya bisa tahu point awal ini. baiklah, tujuan saya di sini adalah mengikuti kelas, mendapatkan pasangan merupakan bonus. Ingat itu Wan! Dan dia ada di sana, dengan kerudung hijau, “Manis kan dia?” begitu bisik hatiku.

Mas Adhil Umarat membuka kelas setelah dipersilahkan oleh moderator, dengan mengangkat pokok bahasan TV Audience Measurement. Pertama melihat Mas Adhil, yang keluar dari hati kecil saya, “Ini siapa yang ngadain sunatan, pake ngundang pak ustad?!” ya bagaimana nggak kepikiran begitu. Mas Adhil ini masuk kelas pakai peci, itupun kalau pecinya warna hitam atau cokelat, nah ini model apaan, baru pertama lihat deh kayaknya. IYKWIM. Peci dengan model rambut jabrik terngiang di kepala saya selama kelas berlangsung.

Secara materi yang dibawakan Mas Adhil sebenarnya bagus, mengenai bagaimana mensurvei masyarakat akan tayangan yang mereka tonton. Berkaitan dengan sharing dan rating. Hal ini pula yang Mas Adhil tuturkan kenapa dia memakai semacam sekam sangkar burung terbalik di kepalanya, pikiran yang aneh di kepala saya seketika itu sedikit memudar. “Oh, jadi begini maksud Mas Adhil.” Baiklah, lanjutkan mas.

Pengisi kelas selanjutnya, Mas Sambodo mengenai Belanja Iklan di negara kita, INDONESIA RAYA. Pertanyaan pertama yang diajukan Mas Sambodo dalam kelas adalah, “Berapa jumlah pengiklan yang dikeluarkan untuk membayar media di Indonesia selama tahun 2014??” dalam hati kecil saya udah nebak, paling 2 (dua) sampai 4 (empat) trilyun rupiah. Mas Sambodo melanjutkan slide, dan ternyata muncul angka 146 trilyun rupiah. Fantastis bgt nggak tuh?! Iya, bgt. Kaget. Media memang bisnis yang menjanjikan, begitu lanjut kalimatnya. Menarik bukan dunia media itu.

Sebelum kelas berikutnya dilanjut, teman-teman BDP diberi kesempatan buat istirahat, sholat, dan makan. Syukurlah. Biasanya anak-anak pada ramai buat nyamperin meja tempat camilan dan nasi kotak ditaruh berjajar, sedangkang saya…..SAMA. Tapi, saya sholat dulu. Kebetulan di lantai 23 MNC Tower ada mushola, ya walau kecil, sekitar enam orang sekali jamaah. Setidaknya ini sangat membantu kami para pencari surga, amin.

Kalau jodoh nggak ke mana, waktu saya lagi wudhu, di sana ketemu perempuan yang subhanallah manis, berkerudung hijau, kamu tahukan siapa dia? Ya, dia yang tadi pagi saya pandangi saat awal masuk kelas. Astaghfirullah, saya zina mata. Berlalu per sekian detik setelah saya selesai wudhu, melewati dia yang sedang antre tepat di belakang, diam tanpa kata milik d’Masiv tiba-tiba ada dan semakin mengeras di telinga. sholat berjalan sewajarnya empat rokaat, dan saya nggak mendapati dia di belakang shof. IYKWIM.

Anggap saja pada kalimat yang sedang kamu baca ini diisi dengan makan nasi kotak dan camilan.
Pengisi kelas berikutnya, ini yang paling menarik. Pukul 1 pm, kelas belum sepenuhnya lengkap. Padahal perjanjian kelas pukul 1 pm harus sudah kembali pada tempat duduk masing-masing. Well mas Fabian, saya melihatnya sedikit marah dan dia nggak mau memulai kelas sebelum kursi terisi semua. Ekspektasi saya, kelas pembuka yang diawali dengan badmood pasti selanjutnya kelas akan membosankan, ternyata apa? Semua itu benar terjadi, tapi bohong! Kelas menjadi layaknya panggung standup comedy bagi team Creative yang digawangi Bang Boim, Bang Fabian, Bang Abror, Bang Denis dan Bang Hardian dengan topik yang diangkat Creative Thinking, sangat memuaskan dan menghibur. Sampai saya pun lupa kalau ini dalam kelas. Hanya saja, satu yang nempel, kreatif harus diterapkan atau dituangkan dan disegerakan untuk dikerjakan. Great performen!!

Pertunjukan terakhir diisi sama mas John Fair Kaune dengan Culture TV Production. Beberapa materi yang disampaikan sudah saya dan teman-teman lain pelajari di bangku kuliah, sehingga tinggal menambahkan pemahaman saja. Secara keseluruhan rangkaian hari ini, selasa 06 Januari 2015 berjalan sengat menyenangkan. Kami sudah nggak sabar untuk hari berikut.

Kelaspun ditutup dengan memanjatkan doa oleh ketua BDP angkatan 2015. Teduh hatiku! Serius! IYKWIM.

Wassalamu’alaikum. Terimakasih.
Cinere, Depok.

Dengan mata terkantuk, hati tertusuk rindu belum sampai.

Tidak ada komentar: