10.14.2015

Dear Kamu

Pesan ini dikirim via pos expres nasional, mungkin maksudnya, agar kangennya cepat sampai.
Read your message, membuatku tertawa hingga hampir nagis. Apalagi waktu kamu bilang, “Aku mulai menyayangimu.”
Apa mungkin bisa? Kita belum berjumpa, coba tanya hati masing-masing.
Hmm.. aku juga mulai menyanyangimu(?)tapi, entah sebagai apa.
Jangan terburu, kita masih punya cukup waktu.
Waktu untuk bersama, bercanda, dan saling mengisi hati.
Aku tunggu kamu di kotaku.
Kapan bisa ke kotamu?
Aku akan selalu berusaha untuk itu.
Nanti aku temenin kamu di cafe itu. Tempat yang selalu kamu ceritakan.
Aku harap kita punya banyak waktu bersama. 30 januari 2013.

Dear diriku sendiri,
Karena aku udah berjanji untuk menuliskannya dalam bentuk tulis tangan, walau sedikit jelek, tetep pede dong.
Perkenalkan, pertama melihatmu, aku mengira, umurku di atas 25 tahun. Ternyata aku salah.
Dan yang bikin tragisnya, kamu lebih muda dari yang aku tahu.
Kenyataannya, ini pahit buatku, aku nyaman sama kamu.
Kamu, asik, lucu, kamu telah berhasil membuatku tertawa.

Mulai saling bertukar cerita.
Seperti yang sudah ku tulis, kamu bisa buatku nyaman.
Jarang loh, ada yang bisa kubuatku tertawa seperti ini.
“ketemu yuk.”
“Ngobrol yuk.”
Makan bareng, jalan bareng, ngapain aja deh, hanya orang belum waras yang ngobrol sendiri.

Kapan kita bertemu??
Kamu harus bertanggung jawab, sudah buatku begini.
Aku belum pernah sampai begini menemui orang lain, apalagi diriku sendiri.

Akhirnya, aku memberanikan diri mengirim surat pada diriku sendiri.
30 januari 2013, maaf ya, aku telat kirim buat diriku sendiri.
Waktu suratku samapi, aku begitu kegirangan, “yang ditunggu akhirnya datang.”
Tapi, nggak tahu harus bilang apa?

Selamat berkurang usia
Harus ya, kata itu diucapin?
Percakapan berubah menjadi, “Halo”, “Halo, jadi gimana?” sudah menjadi ciri khas, selalu begitu.
“Lagi sibuk ya?”
“Enggak.”

Hening
Malam itu berubah menjadi sangat ngeri dan menyedihkan.
Entah kenapa, skenario berubah dari yang sudah tersusun.
Semoga kamu nggak marah. Dan tetap mau menjadi trafo, transmisi, sekaligus PHB ku.