11.30.2012

Bejo


itu bukan nama temen di Jogja dan bukan nama pacar, cafe.
gue masih kangen dengan tempat numpang wifi buat menyendiri gue yang satu ini. nyaman, bersih, wifi kenceng, minuman enak, bikin tenang yang pasti.
gue masih sendiri di sini. tanpa teman, tanpa pacar, tanpa rasa malu.
5 menit setelah gue duduk di sofa empuk berwarna cokelat dekat pintu masuk bejo cafe, cokelat strawberry dingin datang menghampiri kesendirian gue dan rasa haus gue. 2 batang rokok menemani gue sedari tadi yang masih menunggu jodoh pesanan datang.
“Makasih mas”, tangan rakus gue mulai menyendok sedikit demi sedikit toping es krim di atas lantai dinginnya cokelat.
gue mulai membuka tas orang dan mengeluarkan semua isinya, laptop, buku, masa lalu dan gelap.
gue nangis kalo ngomongin tentang masa lalu. cinta gue. pacar pertama gue.
pacar pertama gue sekarang jadi mantan pertama gue. ngusap air mata sendiri.
masih di bejo cafe. gue masih menunggu seseorang yang nantinya bisa gue ajak buat ngobrol ataupun menjaga anak gue (nantinya). namun, dunia berkata lain, listrik di cafe ini mati. gue ngamuk sejadinya di sini “Apa-apaan ini?”, namun seketika gue mengurungkan niat jahat itu karna di sini benar-benar tidak pernah terjadi yang namanya mati lampu.
gue mulai melanjutkan menulis.
adzan maghrib terdengar di telinga, sejenak gue menghentikan aktifitas ini. mengambil air wudhu kemudian menunaikan sholat maghrib. masuk surga. amin.
sehabis menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim gue langsung melanjutkan ibadah lainnya, mengaji.
“Bismillahirrahmanirrahim…”
“Sodaqollahul adzim…”
cepet amat ya ngajinya? #sampaikanlahwalausatuayat
dalam setiap doa gue tadi terselip sebuah nama, ibu dan ayah :*
sekian,

Tidak ada komentar: