Angga
Dharmawan
Dalam
film Warkop DKI, ada sebuah momen di mana Dono sedang ngobrol sama perempuan
namun kemudian Kasino dan Indro selalu
mencoba menggagalkan usaha Dono untuk mencari perempuan tersebut. PukpukDono.
Hal
ini juga yang dilakukan Angga sama temennya, Iwan. Mereka sering mencari
perempuan untuk dijadikan temen main
lewat media sosial media facebook. Mereka sering menyebut kegiatan ini dengan
istilah berburu. “Yuk berburu bro.”, “Kemana bro?”
“Biasa,
bejo.” Itulah beberapa jawaban Angga saat mengajak Iwan berburu. Bejo bukan
nama teman dari kita, bejo adalah tempat nongkrong idola kita.
Mereka
berdua punya beberapa kesamaan. Pertama
mereka gak suka politik. Karna politik itu sebuah kegiatan yang membosankan.
Kalian tau politik kan? Politik itu di mana pria satu membicarakan pria
lainnya. Menjelekkan sana dan sini. So, dari pada membicarakan pria kan
lebih enak mereka membicarakan perempuan, Berburu bro!
Target.
Dalam berburu yang satu ini, mereka juga punya target. Jadi gak asal nembak.
Target mereka hari ini adalah target kuantitas. Target kuantitas adalah target
di mana perempuan itu berstatus jomblo/ single/ belum punya anjing. Dalam
target kuantitas sendiri dibagi menjadi tiga: target jomblo, punya anjing, dan
baru putus.
Target
kualitas. Apalagi ini bro? jadi cara berburu mereka ada target. Minggu ini
harus dapat gebetan berapa, satu, dua atau sepuluh. Ya kalo gak dapet gebetan,
minimal dapet nomor hape, nomor yang laen juga boleh.
Beberapa
nama perempuan yang paling masih saya ingat dari hasil berburu itu salah satunya,
Dian. Dia ini anak dari kampus dengan selokan berdasinya. Dia satu tahun di
bawah mereka. Waktu itu dia masih jomblo (target kuantitas) yang dapet Angga.
Dalam tradisi berburu kita, jika salah satu anggota ada yang dapet, maka proses
pertemuan harus dilakukan bareng pasangan berburunya, dalam hal ini saya.
Di
tempat yang sudah ditentukan pihak Angga dan Dian, kami bertemu di depan sebuah
minimarket di jalan Gejayan. Kenapa harus di depan indomaret? Karna tempat yang
kaya begituan itu sangat pas buat dijadikan
patokan kalo mau ketemu sama seseorang, tempat jual beli hanya dijadikan nomor
dua. Abis di mana-mana ada sih, ngalahin angkringan.
Deal
ketemu. Namanya juga kenalan dari media social facebook, foto profile bisa
masuk photoshop dengan gampangnya, yang namanya beli kucing dalam kardus bisa
aja terjadikan. [i]
Saya tidak berpikir sampai sejauh itu. Karna ini hasil buruan Angga, entah dia ilfill
ato kagak, ini bukan urusan saya. Urusan saya hanya nemenin yang dapat hasil
buruan buat ketemuan.
Dua
seperempat menint gak ada percakapan, masih malu-malu mungkin. Saya tidak
melihat dalam diri Angga dan pada sosok Dian, kalo mereka saling ilfill
satu sama lain. Mereka nampak senang. Pelanggan puas.
Sebagai
pemburu yang baik dalam menikmati hasil tangkapan, mereka selalu memanjatkan
do’a kepada yang kuasa. Berdo’a selesai. Sesi selanjutnya adalah
perkenalan, perkenalannya biasa aja gak pake acara tumpengan.
“Angga.”
“Dian.”
“Iwan.”
“Dian.”
Zzzzz.
[i]
Zaman udah berubah. Bukan kucing dalam karung lagi. Suka-suka saya dong mau
kucing dalam kardus, kucing yang tertukar, kucing naik haji. Lupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar