4.16.2013

Berburu Awaw


Angga Dharmawan
Dalam film Warkop DKI, ada sebuah momen di mana Dono sedang ngobrol sama perempuan namun  kemudian Kasino dan Indro selalu mencoba menggagalkan usaha Dono untuk mencari perempuan tersebut. PukpukDono.
Hal ini juga yang dilakukan Angga sama temennya, Iwan. Mereka sering mencari perempuan untuk dijadikan temen main lewat media sosial media facebook. Mereka sering menyebut kegiatan ini dengan istilah berburu. “Yuk berburu bro.”, “Kemana bro?”
“Biasa, bejo.” Itulah beberapa jawaban Angga saat mengajak Iwan berburu. Bejo bukan nama teman dari kita, bejo adalah tempat nongkrong idola kita.
Mereka berdua punya beberapa kesamaan. Pertama mereka gak suka politik. Karna politik itu sebuah kegiatan yang membosankan. Kalian tau politik kan? Politik itu di mana pria satu membicarakan pria lainnya. Menjelekkan sana dan sini. So, dari pada membicarakan pria kan lebih enak mereka membicarakan perempuan, Berburu bro!
Target. Dalam berburu yang satu ini, mereka juga punya target. Jadi gak asal nembak. Target mereka hari ini adalah target kuantitas. Target kuantitas adalah target di mana perempuan itu berstatus jomblo/ single/ belum punya anjing. Dalam target kuantitas sendiri dibagi menjadi tiga: target jomblo, punya anjing, dan baru putus.
Target kualitas. Apalagi ini bro? jadi cara berburu mereka ada target. Minggu ini harus dapat gebetan berapa, satu, dua atau sepuluh. Ya kalo gak dapet gebetan, minimal dapet nomor hape, nomor yang laen juga boleh.
Beberapa nama perempuan yang paling masih saya ingat dari hasil berburu itu salah satunya, Dian. Dia ini anak dari kampus dengan selokan berdasinya. Dia satu tahun di bawah mereka. Waktu itu dia masih jomblo (target kuantitas) yang dapet Angga. Dalam tradisi berburu kita, jika salah satu anggota ada yang dapet, maka proses pertemuan harus dilakukan bareng pasangan berburunya, dalam hal ini saya.
Di tempat yang sudah ditentukan pihak Angga dan Dian, kami bertemu di depan sebuah minimarket di jalan Gejayan. Kenapa harus di depan indomaret? Karna tempat yang kaya begituan itu sangat pas buat dijadikan patokan kalo mau ketemu sama seseorang, tempat jual beli hanya dijadikan nomor dua. Abis di mana-mana ada sih, ngalahin angkringan.
Deal ketemu. Namanya juga kenalan dari media social facebook, foto profile bisa masuk photoshop dengan gampangnya, yang namanya beli kucing dalam kardus bisa aja terjadikan. [i] Saya tidak berpikir sampai sejauh itu. Karna ini hasil buruan Angga, entah dia ilfill ato kagak, ini bukan urusan saya. Urusan saya hanya nemenin yang dapat hasil buruan buat ketemuan.
Dua seperempat menint gak ada percakapan, masih malu-malu mungkin. Saya tidak melihat dalam diri Angga dan pada sosok Dian, kalo mereka saling ilfill satu sama lain. Mereka nampak senang. Pelanggan puas.
Sebagai pemburu yang baik dalam menikmati hasil tangkapan, mereka selalu memanjatkan do’a kepada yang kuasa. Berdo’a selesai. Sesi selanjutnya adalah perkenalan, perkenalannya biasa aja gak pake acara tumpengan.

“Angga.”
“Dian.”
“Iwan.”
“Dian.”

Zzzzz.


[i] Zaman udah berubah. Bukan kucing dalam karung lagi. Suka-suka saya dong mau kucing dalam kardus, kucing yang tertukar, kucing naik haji. Lupakan.

Tidak ada komentar: