Hujan bagi sebagian
orang mengingatkan akan masa lampaunya. Entah yang bersifat mengingatkan
kesenangan maupun yang mengundang luka lama. Apapun itu, hujan selalu membawa
keberkahan di sudut bumi lain.
Hujan. Aku baru saja bermain dengan hujan,
tanpa penutup badan.
Hujan. Aku berkenalan dengan masa lalu yang
mereka sebut kenangan.
Hujan. Masih di musim yang sama, kenangan
itu menjadi kenyataan.
Sebagian lain
menyambut hujan dengan bermain, sebagian lainnya menyambut dengan hanya berdiam
diri di sudut kamar. Sebagian sisanya terperangkap di pengkolan bersama seorang
perempuan atau pria yang tak mereka kenal. Saling bertukar sapa tapi malu. Hingga
hujan selesai menyampaikan pesannya, tak berbekas, tanpa ada hasil yang didapat
dari kepojok di pengkolan. Kasihan. Suka tapi malu. Makan tuh malu.
Aku lebih suka
menghabiskan sisa hujan dengan bermain, seperti yang sudah disebutkan tadi. Aku
juga masih suka mendengarkan lagu-lagu dengan beat sedang, seperti: Kangen band. Mereka punya lagu bagus. Aku yakin
kamu pasti sependapat denganku? Kalau kamu tak setuju, kita bisa saling
mengenal dari awal serta memulai kisah ini. bagaimana?
Inilah yang ingin
disampaikan hujan. Setiap atap dan dinding rumah yang telah mengering. Selalu meninggalkan
bau khas yang aku suka. Aku suka mengendus-endus bau sisa hujan, selalu
mengasyikkan. Andai hujan datang setiap hari. Namun, hujan tak akan pernah
mengabulkan permohonan ngibulku itu. Karena itu ide konyol. Hujan hanya akan memberi
secukupnya. Hujan lebih mengetahui daripada kamu. Mereka lebih dulu ada
dibandingkan kamu, anak kemarin sore.
Semoga hujan masih
mau membasahi hati yang kaku, hingga saat ini. mungkin hati yang kaku itu tak
bisa mencairkan dirinya sendiri. Dia perlu bantuan dari hati-hati yang bernar
bersih jiwanya. Bukan mencuci dari air keruh. Bukan bersih yang didapat jika
seperti itu. Kamu pasti sudah tahu peribahasa itu. Aku hanya mengulang di sini.
Mari sayangi hujan yang turun. Jangan hujat mereka. Karena mereka tak pernah
menghujat, tak akan pernah menghujat dan tak akan menghujat. Mereka sudah tahu,
itu semua penuh kesia-siaan. Buat apa menghujat? Kalau menghujat tak
menyelesaikan permasalahan. Kamu pasti juga sudah tahu ini juga.
Hujan. Datanglah kapan
kamu mau. Tapi, ingat. Jangan pernah sekali-kali kamu ingatkan aku tentang masa
kelamku.
Pesanku satu lagi. Kenapa
kamu kadang datang di musim panas? Apa kamu marah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar