10.28.2013

Bahasa Hujan

Hujan bagi sebagian orang mengingatkan akan masa lampaunya. Entah yang bersifat mengingatkan kesenangan maupun yang mengundang luka lama. Apapun itu, hujan selalu membawa keberkahan di sudut bumi lain.

Hujan. Aku baru saja bermain dengan hujan, tanpa penutup badan.
Hujan. Aku berkenalan dengan masa lalu yang mereka sebut kenangan.
Hujan. Masih di musim yang sama, kenangan itu menjadi kenyataan.

Sebagian lain menyambut hujan dengan bermain, sebagian lainnya menyambut dengan hanya berdiam diri di sudut kamar. Sebagian sisanya terperangkap di pengkolan bersama seorang perempuan atau pria yang tak mereka kenal. Saling bertukar sapa tapi malu. Hingga hujan selesai menyampaikan pesannya, tak berbekas, tanpa ada hasil yang didapat dari kepojok di pengkolan. Kasihan. Suka tapi malu. Makan tuh malu.

Aku lebih suka menghabiskan sisa hujan dengan bermain, seperti yang sudah disebutkan tadi. Aku juga masih suka mendengarkan lagu-lagu dengan beat sedang, seperti: Kangen band. Mereka punya lagu bagus. Aku yakin kamu pasti sependapat denganku? Kalau kamu tak setuju, kita bisa saling mengenal dari awal serta memulai kisah ini. bagaimana?

Inilah yang ingin disampaikan hujan. Setiap atap dan dinding rumah yang telah mengering. Selalu meninggalkan bau khas yang aku suka. Aku suka mengendus-endus bau sisa hujan, selalu mengasyikkan. Andai hujan datang setiap hari. Namun, hujan tak akan pernah mengabulkan permohonan ngibulku itu. Karena itu ide konyol. Hujan hanya akan memberi secukupnya. Hujan lebih mengetahui daripada kamu. Mereka lebih dulu ada dibandingkan kamu, anak kemarin sore.

Semoga hujan masih mau membasahi hati yang kaku, hingga saat ini. mungkin hati yang kaku itu tak bisa mencairkan dirinya sendiri. Dia perlu bantuan dari hati-hati yang bernar bersih jiwanya. Bukan mencuci dari air keruh. Bukan bersih yang didapat jika seperti itu. Kamu pasti sudah tahu peribahasa itu. Aku hanya mengulang di sini. Mari sayangi hujan yang turun. Jangan hujat mereka. Karena mereka tak pernah menghujat, tak akan pernah menghujat dan tak akan menghujat. Mereka sudah tahu, itu semua penuh kesia-siaan. Buat apa menghujat? Kalau menghujat tak menyelesaikan permasalahan. Kamu pasti juga sudah tahu ini juga.

Hujan. Datanglah kapan kamu mau. Tapi, ingat. Jangan pernah sekali-kali kamu ingatkan aku tentang masa kelamku.

Pesanku satu lagi. Kenapa kamu kadang datang di musim panas? Apa kamu marah?

Tidak ada komentar: