11.11.2013

Ada nggak sih, pacar yang bener-bener sesuai fungsinya?

Saya selalu tertarik dan terperanga melihat pasangan muda-mudi belum syah secara agama saling bercumpu di pinggir jalan, di taman kota, bahkan tempat-tempat tak senonoh lainnya. Mereka pelaku nikmat nasfu bisa saja memanfaatkan wahana bermain di mana saja sebagai ajang pelacuran. Bagaimana tidak, mereka mempertontonkan pertunjukan yang seharusnya belum pantas diperlakukan. Menjalani bahtera perpacaran. Seakan, status pacaran saja sudah mempunyai hak untuk diperbolehkan mengecup bibir lawan pasangan.


Perasaan ini muncul seiringan kedewasaan dan bahan tontonan yang mereka terima. Bahkan adegan percumbuan anak sekolah menengah pertama sudah banyak diberitakan pada media televisi nasional. Bahkan, ada di antara itu sedang mempertontonkan kekejian pelajar tesebut di dalam kelas saat jam istirahat sekolah dengan disaksikan teman satu kelas tanpa ada yang memisahkan, mereka justru membiarkan keburukan yang benar adanya terjadi di mata mereka.

Inilah sedikit potret pelajar kita. Saya sendiri tak mau berasumsi lebih. Semoga masing-masing kita bisa bercermin dengan melihat lingkungan yang ada di sekitar kita. Kita bisa menilainya, karena sejujurnya manusia yang berhati bersih bisa menggunakan akal dan hatinya untuk menilai sesuatu itu. Bagaimana yang baik dan tidak. Datangnya dari hati.

Berfikir jangka pendek. Bisa jadi ini menjadi salahsatu alasan yang digunakan. Bisa saja pengetahuan sex yang kurang dari individu. Bisa saja memang nafsu sex itu sendiri yang terlalu besar. Bahkan ketidak pedulian mereka yang selalu bisa mengalahkan kebersihan hati. Sehingga menutupi hati terlalu dalam dan karat.

Bisa menjalankan fungsi sesuai asas hubungan saling menguntungkan. Beberapa di antaranya, inilah alasan yang saya terima dari teman. Bila seseorag telah melaksanakan ikrar sehidup semati di depan penghulu maupun pendeta, maka masing-masing pasangan akan dikenakan hak dan kewajiban masing-masing, karena hukum dan undang-undangnya sudah ada. Nah, kalau masih dalam masa pacaran, apakah ada hal semacam itu? Tentu tidak. Kalau ada, itu hanya akal-akalan mereka saja untuk menutupi kesalahan mereka. Apa pacaran dilarang? Islam secara tegas menolak hubungan yang satu ini. karena pacaran akan lebih banyak mendekatkan pada kemaksiatan daripada kebaikan.

Kalau kamu memaknai semua itu kenimatan, maka sesungguhnya memang itu yang benar-benar kamu cari, kamu tuju sejak awal dari pacaran. Nafsu.

Namun, jika penyesalan nggak menghampirimu. Bahkan kamu bisa tertawa dan akan mencari yang lain, yang lebih memikat nafsu, jadilah, sudah Nampak wujud aslimu wahai pencari nafsu.

Pada kenyataannya semua itu semu, fana, dan sia-sia. Pacar yang bener-bener sesuai fungsinya itu mustahil.

Tidak ada komentar: