Maaf
Aku tak bisa menemani setiap malam-malammu
Tak apalah jika kau tak mampu
menemani malamku.. asalkan masih ada bayangmu yang menghiasi sisa mimpiku
Memang aku romantis. Tak terlihatkah
dari pancaran sinar yang menaungi wajahku
Bagaimana kalau kita nyeduh kopi sambil menerawangi sinar
rembulan
Aku tak suka kopi dan menerawangi sinar
rembulan.. aku lebih suka menerawangi wajahmu sambil menerawang bukit hatimu
yang membisikkan namaku
Bagaimana dengan vanilla hangat.. aku suka itu. Aku mau mengajakmu
ke sana
Aku juga tak suka vanilla.. karena
sekali ku melihat senyummu lebih manis dari merasakan vanilla beribu tahun
Ada apa dengan senyumku.. kau telah membuatku mengerti apa
arti tersenyum
Kamu jangan terdiam membuat pertanyaan
Bukankah senyumanmu melebihi kelopak
mawar yang merkah.. yang menyejukkan qalbu ketika aku memandangmu
Bukankah senyummu mampu memalingkanku
dari duniaku
Dan masuk menyusuri keindahanmu
Mentari terus berlari mencari arti
Arti kamu untukku
Bolehkah aku memilikimu
Asal kau tersenyum.. karena senyummu
itu teduh
Kehadiranmu telah membukakan pintu senyumku
Benarkah.. tetaplah tersenyum meski
hatimu memendam kepiluan
Yogyakarta 29 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar