media menganalogikan perempuan
cantik dengan: putih, langsing, tinggi, rambut hitam panjang. lalu bagaimana
dengan mereka, perempuan yang tidak mempunyai kriteria semacam itu?
pergaulan mengatur aturannya
sendiri. bisa disebut gaul itu kalau: up to date soal pakaian (pinter nomor
sekian), ngomong harus loe gue (bukan harus anak Jekardah). boleh dan tidak
dilarang sebenarnya. ini hanya soal penggunaan kata ganti orang.
lalu bagaimana kabar mereka
yang nggak putih. nggak up to date soal pakaian. mereka jelek? mereka kurang
pergaulan?
sebenernya bahasa itu
merupakan sebuah kesepakatan yang hadir di tengah masyarakat. dikatakan ini
gelas karena masyarakat menyetujui bahwa benda itu bernama gelas. entah dari
mana asal usul penamaan itu. pokoke gelas.
perspektif atau sudut
pandang itu layaknya posisi melihat suatu objek. tentu berbeda kalau saya
memandang gelas dari depan dan kamu memandangnya dari atas. katakanlah saya dan
kamu sama-sama melihatnya dari depan, belum tentu juga penilaian saya dan kamu
terhadap gelas itu sama. mungkin saya akan menganggap bahwa gelas itu bentuknya
kurang bagus. begitu sebaliknya dengan kamu. apalagi menilai objek yang
mempunyai sifat abstrak, kurang jelas. akan semakin berbeda lagi penilaiannya.
karena cantik nggak perlu
alasan begitu juga cinta.
biarlah yang merah tetap
merah dan yang biru menjadi biru. berbeda itu boleh. bahkan akan nampak indah
jika disikapi dengan bijak. pergesekan pendapat pasti akan ada di mana pun itu.
yang terbaik yaitu bagaimana menyikapi sebuah perbedaan dengan tidak
membeda-bedakan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar