Beberapa
hari lalu aku ikut pelatihan menulis yang diadakan salahsatu penerbit nasional
di Magelang. Datang sendiri nggak masalah kan? Tapi kenapa, peserta lain di
sebelahku nanya, “Kamu sendirian ya dari Yogya? Ciyan.”
Ada
yang salah? Iya, aku salah. Aku jomblo dan itu salah. Harusnya aku cari jodoh
secepatnya. Sebelum lulus dari kampusku. Mutlak.
Dalam
pelatihan menulis itu, pembawa materi, salah satunya yaitu mbak @febyindirani
dan mbak @riesna_ dari @_plotpoint
Secara
keseluruhan materi yang dibawkan keduanya bagus dan bisa membuka mataku akan
dunia kepenulisan dan penerbitan. Mungkin, yang bisa aku rangkum dari pelatihan
itu, seperti berikut.
Cerita
itu Perubahan. Harus ada perubahan yang dihasilkan di dalam cerita. Pelaku
harus mengalami perubahan nasib.
Dalam
sebuah cerita itu harus ada namanya masalah. Apa itu masalah? Masalah adalah
hilangnya sebuah nilai dalam suatu kehidupan. Dengan kata lain, ketika sebuah
nilai itu hilang maka akan timbul masalah. Dan permasalahan itu harus
dipecahkan dalam suatu tempat dengan cara-cara tertentu yang dilakukan tokoh
dalam cerita.
Kalau
dalam ceritamu tidak mengandung unsur seperti : alur dan kawan-kawannya maka
belum bisa dikatakan sebagai cerita yang baik. Tanpa itu, tulisan kamu masih
sebatas informasi.
Seperti
yang dicontohkan mbak @riesma_ bagannya seperti berikut.
Cerita
sebagai perubahan
Balance.
Kesimbangan nilai dalam cerita.
Disharmony.
Mulai muncul permasalahan yang menggangu keberadaan nilai.
Inciting
incident. Permasalahan menular ke hal lain.
Problem.
Permasalahan meruncing.
Resolution.
Pemecahan masalah.
Out
come. Jalan keluar.
New
balance. Muncul keseimbangan nilai baru dalam cerita.
astaghfirullah.. sing nggambar niat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar