8.12.2014

Good News Is Good News



Resiko menjadi publik figur (pekerja entertaint) itu digosipkan di media, khususnya infotaintment. Kalau nggak mau digoasipkan ya nggak usah bekerja diinfotaintment, kata salah seorang presenter program gosip teve. Infotaintment adalah akronim dari information dan entertaintment, jadi bisa digambarkan sebagai informasi yang menggelilingi dunia hiburan. Gosip adalah berita yang kebenarannya belum pasti, bersumber dari desas-desus. Berita yang belum pasti itu semisal, Apa bener Saipul Jamil kalo boker jongkok sebelah, belum pasti juga kan. Kalo Saipul Jamil jalan pake kaki itu sudah tentu fakta tak terbantahkan, kecuali kalo dia alien yang turun dari planet mars. Gosip, semakin digosok makin sip, makin panas makin hot.

Alat buat nyebarin gosip itu media. Seiring berjalanya waktu, media punya peranan yang lebih dibanding masa lalu yang hanya sebagai alat kontrol tingkah laku pemerintah. Saat ini hal itu telah berkembang sebagai media hiburan, media mencaci maki lawan politik (apa pun jenis dan motifnya). Infotaintment digunakan bukan lagi sebagai media penyebaran informasi bidang entertaint. Media perlu sumber data dalam hal ini pekerja infotaintment sebagai bahan berita, pekerja infotaintment perlu media sebagai alat pendongkrak popularitas, kurang lebihnya seperti simbiosis mutualisme. Mungkin sangking kurangnnya bahan yang berbobot, ada juga media yang mengangkat isu tolol untuk dijadikan bahan. Raffi Ahmad garuk-garuk kepala aja bisa jadi pemberitaan, terus diadakan investigasi. Apakah sampho yang digunakan Raffi mengandung bahan berpeledak sehingga menimbulkan efek kepalanya menjadi gatal.

Kalau emang nggak mau nampilin sensasi murahan, kan ya nggak usah ditampilin aja sensasi murahan itu di media. Ingat, media punya hak menampilkan atau enggak menampilkan sebuah berita. Logikanya kan begitu.

Elu yang nanyangin sensasi murahan, elu yang ngomel. Tunjukin kualitas elu dengan menampilkan sensasi yang enggak murahan. Media harus mencerdaskan, bukan menyuramkan.

Bad news is good news, Good news is bad news. Mungkin ini yang menjadi alasan, kita lebih banyak menjumpai berita di teve kita berita tentang pemerkosaan, pembunuhan, penculikan, terorisme, kerusuhan daripada berita anak singkong yang berhasil menjadi menteri. Good news is good news. Bad news is bad news. Good news tetap akan selalu menjadi good news, bad news selamanya menjadi bad news. Ingat itu para journalis. Hehe.

Jangan sampai deh, Saipul Jamil nyuci kolor masuk pemberitaan, menjadi bahan di infotaintment.
Siapa yang nyari sensai kalo gitu? Elu kan media. Kagak usah diliput aja kalo emang menurut elu itu sesnsasi murahan. Susah amat. Sesederhana itu.

Perlu diingat, masyarakat juga perlu mengawasi pemberitaan media dengan melaporkan hal yang nggak sesuai moral dan etika Bangsa ke pihak yang sudah ditunjuk undang-undang, à KPI (komisi penyiaran Indonesia).

1 komentar:

Teman Seperjalanan mengatakan...

bro.. itu bukumu beli nya gimana?