11.30.2014

Nusa Penida

Setiap yang bernyawa pasti menemui mati

Jangankan yang mati

Yang hampir mati pun kau eksploitasi

Kalau saja aku harus mati menolak reklamasi

Kenapa harus repot berpolitisi

Aku terlalu tua untuk meronta

Tanpa harus kau seka tenun cepak di antara rongga

Setidaknya, berikan aku pilihan mati di atas gundukan tanah sendiri

Telur emas siap merekah, sebentar lagi

11.26.2014

Wishnutama

Kakak ketemu gedhe; @wishnutama dan @begsetiawan

foto ini diambil lewat hp nokia 306 pemberian orangtua saya, yang jepret athyno julio, temen saya. waktu ketemu sama mas Wishnutama di Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta, pertengahan bulan november 2014.

dilihat sekilas, mata sebelah kiri saya nampak tembem, yups benar. anehdot nylethuk kalau ini foto antara ceo NET tv dan karyawan MMTC, habis pakaian yang saya kenakan mirip seragam karyawan dan dosen MMTC.

ini yang edit saya sendiri lho, pake photoshop jelasnya, yah ala kadarnya saya mengedit foto seperti itu. "rasanya gimana, bisa ketemu Wishnutama?" gimana ya? gak gimana-gimana, seneng aja. bisa ketemu sama orang yang dulu, namanya sering muncul pada credit tittle tiap kali kita selesai nonton acara di transtv dan trans7. kini beliau udah bisa bangun stasiun penyiaran sendiri sama mas Agus. sukses terus buat mas Whisnutama dan NET TVnya.

be your self

banyak orang lebih mengenal orang lain daripada mengenal dirinya sendiri.

"be your self", memang dirimu seperti apa?


kenangan adalah sebuah lukisan yang indah

“Jika kenangan adalah sebuah lukisan yang indah maka aku akan belajar menggambar sejak mengenal warna.” bisik Saha pada dirinya sendiri.
“Apa yang terjadi setelah ini?”
“Aku tak tahu. Please jangan paksa aku untuk menjawabnya terus!”
“Lalu, apa yang harus kutanyakan bila seperti ini?”
“Mana aku tahu, aku juga bingung.”
Louis pergi meninggalkan Saha dengan langkah kaki berat, sekitar 60 kilolah. Raut mukanya menggambarkan kesedihan yang tak bisa dibendung, maklum laut, jadi ga bisa dibendung. Apalagi sebentar lagi jarak antara mereka akan semakin melebar. Mengingat Louis memutuskan untuk ikut bekerja di luar negeri bersama ayahnya mengurusi peternakan kudanya.

“Kamu yakin tak mau memikirkannya sekali lagi?”
“Apa yang harus aku pikirkan? Ini pilihan orangtuaku, aku tak mungkin menolak.”
“Yakin, kamu mau menolak Tolak Angin?
End.