Hallo.. namaku, Linda. Aku seorang mahasiswi sekolah
tinggi di Jogja. Umurku baru 21 tahun, masih lumayan muda. Aku punya adik
perempuan namanya, Tia. Aku sama adik perempuanku selisih empat tahun. Calon pacar
aku namanya, Tino. Dia anak Semarang yang sedang kuliah di Jogja. Sejak pertama
kenal dia, enam semester yang lalu, aku dapat merasakan, bahwa di dunia ini tak
hanya suka dan duka saja yang bisa aku alami, tapi juga ada asem asin, asem
dari keteknya dia, asin dari.. dari garam di dapurnya dia. Aku dan keluarga
besar orang tuaku tinggal di daerah jalan Wates, hehe, jauh ya dari tempat
kalian? Biarin.
Aku berharap banget bisa jadian sama, Tino. Dia itu
ganteng, baik hati, tak suka mencuri, tenggangrasa, tapi pelit. Masak kalo lagi
jalan sama dia yang bayarin parkir aku, kan ngeselin. Harusnya laki tuh yang
bayarin semua. Makan, nonton, bensin, sampai parkir motor, gitukan(?)
Tak apalah aku yang bayarin parkir, semua itu udah
kehapus sama sikap baiknya dia ke aku. Tapi udah kenal selama enam semester,
deket baru dua semester, kapan nyatain cintanya? Aku nunggu, Tino. Kamu ngertiin
aku ya? Jangan bikin aku menunggu, aku takut ada hati lain yang masuk,
gara-gara kamu tak cepat ambil hatiku. Plis ya, Tino. Ambil hatiku.
Sampe lupa, adiku, si Tia. Dia malah udah punya
pacar. Pacarnya itu lho yang bikin aku tak terima, anak kuliahan semester dua,
lakinya lebih tua setahun. Hah, asal bisa jaga diri aja deh, adikku. Kemaren baru
pengumuman lulusan SMA, syukur dia lulus. Nilainya sih tak bagus-bagus amat,
yang penting lulus dulu, nilai nomor sekian. Bayangin, nilai bahasa Inggris
lebih tinggi dari Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dapet 9, eh Bahasa Indonesis
dapet 6, parah.
Rencana mau lanjut di PTN, tak mau ngikut aku. Dia lebih
suka sama dunia public relation gitu.
Tapi, SNMPTNnya belum keluar. Sekarang nganggur deh dia, lebih banyak bantu ibu
di rumah. masak, nyuci baju, nyuci piring, kadang juga aku suruh nyuci
pakaianku juga mau dia. Adikku, Tia ini dia baik banget, sama kayak kakaknya,
AKU.. hehe. Diperintah ini nurut, dipeintah itu nurut, asal ada fulus dia mau. Matre juga dia. Untung kakaknya
yang cantik banget ini tak ikut ketularan matre. Auwo.
*gaya menulis seperti ini yang coba saya contohkan,
seperti penulis buku “cerita cinta enrico”. Dalam buku itu, si penulis berjenis
kelamin perempuan, namun di bukunya, tokoh utama adalah seorang laki. Saya di
sini mencoba memposisikan diri sebagai seorang perempuan, sebenarnya aku cowok
(sumpah cowok tulen) dan itu lumayan sulit *hehe* tapi, nulis seperti ini itu
unik, asik dan penuh tantangan. Kalian harus coba.
Ikuti cerita aku terus ya, bersama, Linda dan Tino. Semoga
mereka berjodoh. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar