3.22.2014

Termasuk Tulisan Ini



“Nulis buat apa? Emang bisa bikin kaya? Nggak nulis bisa bikin mati?”

Nulis memang nggak bisa ngejamin kamu kaya, masuk surga. Nulis emang nggak bikin kamu mati mendadak. Nulis emang nggak bisa bikin kamu ganteng maksimal. Tapi, dengan menulis kita bisa bikin sejarah. Kepuasan. Seandainya, dulu naskah proklamasi republik Negara ini nggak ditulis, saya yakin-seyakin-yakinnya, itu naskah, ilang men. Nggak ada yang hafal. Ya, kalo ada yang hafal, itu pun udah almarhum yang dulu nulis. Kamu hafal? Saya aja,,, ah sudahlah.

Setiap penulis punya masud dan tujuan yang berbeda. Politikus kita ambil contoh, dia nulis buat ngangkat citra, mempengaruhi pandangan pembaca agar mempercayai atau agar melakukan sesuatu seperti yang diharapkan penulis dalam tulisannya. Komentator buku, jelas, dia tugasnya mengomentari buku terbiatan baru sekaligus alat promo buku. Apa pun alasan penulis, yang jelas, menulis bukan suatu kegiatan yang mudah untuk dikerjakan secara mendadak, perlu pemikiran, perlu keterampilan, dan keterampilan itu bisa diperlajari. Seperti tulisanku di atas, gimana, penyusunan kata, gabungan kalimat, penggunaan bahasanya udah enak dibaca kan. BHahahaha.

Arswendo Atmowiloto bahkan pernah menulis saat dia di dalam hotel prodeo. Saat dia sedang asik liburan di hotel prodeo itu, naskah-naskah hasil buah tangannya bisa difilmkan. Kece banget nggak tuh.1

Menulis tak ubahnya sebuah pidato. Ada pesan-pesan yang ingin dituju. Ada maksud tersebunyi mau pun yang secara jelas menampakkan diri. Dengan berinteraksi sosial, ngobrol sama temen, maen twitter, banyak hal menarik yang kita lihat. Banyak tokoh, pengenalan karakter yang sebelumnya belum pernah kita lihat, kini kita (saya) menjadi atau proses menjadi tahu ilmu tentang penokohan dan proses perubahannya dalam menyikapi situasi. Sedikit memberikan sudut pandang pada tokoh itu, mengubahnya menjadi karakter yang kita mau, kita seperti jalan-jalan di dufan. Asik men, tinggal pasang karakter jeleknya, buang karakter bagusnya dalam sebuah cerita fiksi. Kita jahat men, penulis itu makhluk paling jahat sedunia setelah ibu-ibu yang lagi ngomel-ngomel naik matik. Yang kalo belok kanan, nyalain ritingnya kiri.


“Kenapa juga harus punya blog? Kesannya curhat nggak penting, ngejelek-jelekin orang, Nyampah!”

Kenapa juga harus punya blog? Karena nge-blog itu Gratis, ngeblog itu gratis alias nggak bayar, cuma perlu ganti aja biaya warnet satu jam 3.000 perak.

Nggak curhat kok. Jangan mendeskreditkan semua penulis seperti itu dong. Nggak mau kan kalau semua ibu-ibu yang naik matik itu ngeselin, nyatanya, nyatanya emang begitu. BHahahaha.

Pengembangan diri dan pengembangan imajinasi men. Kita butuh tempat curhat skala besar. Ya ini tempatnya. Semua bisa baca dengan gratis kagak pake bayar, cuma perlu ganti aja biaya warnet satu jam 3.000 perak (copy dari yang di atas). Kalo semua pendapat dan komentar yang membangun bisa ditampung artinya kita-kita nih sebagai penulis, ada sebuah kotak saran buat perbaikan diri.

Albert Einsten bahkan pernah berujar, “Imajinasi lebih penting dari pengetahuan.”

Nggak ada yang lebih enak selain berimajinasi, berkhayal men. Setelah nggak ada yang bisa saya lakukan selain menyelesaikan semua tugas kuliah dan tugas lain, hal yang paling enak buat dikerjaan ya nulis. Kegiatan yang satu ini sangat enak. Simple, nggak neko-neko dan gretong. Seperti halnya bercinta, setiap huruf, rangkaian kata, susunan kalimat yang saling melengkapi satu frase akan membuat kita puas. Nikmat tak berbatas.

“Penulis bisa dengan sangat keji meminjam karaktermu dalam setiap tulisannya.”

Menulis meninggalkan sejarah. Menulis memberikan tanda kalau kita pernah hidup dalam peradaban.


1.     Catatan : beberapa karya tulisan Asrwendo Atmowiloto yang diterbiatkan, novel, scenario film, dll ada yang menggunakan nama samaran. Silakan baca buku Mengarang Itu Gampang karya Arswendo Atmowiloto untuk menelusurinya. Ben kowe sregep moco buku bro. Beberapa buku lain juga bisa dicari.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Menulis itu penting agar semua nya ngakbterlupakan seperti angin

Setiaone mengatakan...

Terimakasih bang :)