Mimpi
merupakan bagian dari imajinasi. Tidur bisa membuat kita bermimpi. Mimpi saya
tadi sore yaitu menjadi orang tua, menjadi tua.
Umur
saya sekarang sudah banyak. Saya sudah punya istri yang sama-sama sudah tua,
saya punya empat anak. Dua anak laki dan putri di rumah, yang masih SMA dan SMP. Dua anak
sisanya masing-masing sudah tinggal dengan istrinya di Bandung dan satunya lagi
menempuh pendidikan di Universitas Airlangga Surabaya jurusan Ilmu Politik.
Menjadi
tua sangat menyenangkan. Meski pun saya harus meninggalkan dunia anak-anak
supaya anak-anak saya tidak menyebut saya bertingkah kekanak-kanakan. Saya takut
menjadi pelupa. Saya malas jika harus menamai setiap kunci-kunci rumah dengan namanya masing-masing.
Pintu depan, pintu belakang, garasi, saya harus memberi nama pada masing-masing
kunci supaya dengan mudah mengingatnya
tanpa harus mencobanya satu persatu.
Saya
takut. Anak-anak menirukan kenakalan masa remaja orangtua dulu. Mengambil buah
mangga tetangga yang belum jatuh dari pohon dan terpaksa harus dipanjat atau
pun disongget pakai tongkat. Itu sungguh masa kecil yang menyenangkan meski pun saya tahu pemilik rumaha amat membeci hal itu.
Saya
takut kenakalan masa remaja saat masih SMP, kejailan saya terhadap teman putri,
terulang pada anak putri saya juga. Rasa harap saya itu didasari dengan
keyakinan saya kalau bapak saya dulu juga tidak melakukan hal serupa.
Seyakin-yakinnya saya, bahwa lingkaran setan itu sebenarnya bisa diputus setiap
saat. Hanya saja lingkaran itu juga bisa disambung setiap saat juga.
Romansa
masa muda tak lagi ada. Istri saya tak secantik dulu. Hanya saja kebaikannya semakin
besar dari masa lalu. Keromantisan antara kami juga tak seindah masa pacaran.
Pipi kami sudah kendor, tak sekenyal dulu yang masih bisa main cubit. Yang jelas
masa lalu akan hilang begitu saja tanpa kita menulisnya. Terimakasih atas
kebaikanmu istriku, yang telah menemani suamimu ini. Anak-anakku yang selalu
patuh terhadap orangtua. Jadilah orang yang berguna bagi agamamu, bangsamu.
Dari anakmu, dan bapak baru membacanya dalam mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar